Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Review komik Bang Dzia "Gambar itu Haram?"

Gambar
Saya pertama kali tau komik ini dari sebuah acara di kampus tahun 2017. Saat itu saya panitianya, cuma saya tidak ikut mengurus bagian pengisi acara tersebut. Saat itu temanya adalah tentang "Hukum Menggambar dalam Islam".  Kebetulan acara ini diadakan oleh Fakultas Industri Kreatif yang otomatis isinya adalah "Tukang Gambar" semua.  Jujur, walaupun saya juga anak desain saya baru tau Bang Dzia ketika beliau mengisi acara di Fakultas saya tesebut. Saya sempat bertanya-tanya, beliau ini siapa dan latar belakangnya apa sampai-sampai bisa menerbitkan komik yang berisi hukum islam (fiqih). Saking tidak yakinnya, saya bahkan tidak ikut membeli komik "Gambar itu Haram?" yang dijual di hari H. Dan itulah salah satu yang saya sesalkan :'), harusnya waktu itu saya beli dulu saja komiknya. Selain dapat tandatangan Bang Dzia dan istrinya langsung, saya juga bisa tau isi komiknya seperti apa tanpa harus berspekulasi sendiri. Dan, qadarullah , di awal tah...

Kita Punya Porsi Masing-Masing

'Memperjuangkan' dan 'Menunggu' tentu imbuhan 'me-an' disini sebagai tanda bahwa keduanya adalah kata kerja dengan porsinya masing-masing ... ada yang berjuang, menyelesaikan studi memantapkan finansial, membulatkan pilihan, terus bergerak,  menguras tenaga menguras pikiran terdengar begitu melelahkan, tapi itu porsi dia, karna dia adalah si Pejuang ... ada yang menunggu, berteman dengan sabar, bercengkrama dengan segala ketidakpastian, menjaga apa yang seharusnya dijaga, tapi ia diam, terlihat tidak bergerak, yang sebenarnya begitu melelahkan, tapi itu porsi dia, karna dia adalah si Penunggu ... Keduanya Si Pejuang dan Penunggu memiliki kata kerja masing-masing, dan mereka akan tetap seperti itu ... sampai tiba saatnya, Si Pejuang menyelesaikan apa yang harus Ia perjuangkan, dan Si Penunggu, mendapatkan buah dari penantian yang panjang ...